Video kaset merupakan salah satu media hiburan yang sempat jaya di era 80 hingga 90-an. Berikut ini lima fakta nostalgia teknologi video kaset yang pernah melahirkan rental film pertama di Indonesia.
1. Ada dua versi
Video kaset yang beredar di Indonesia sebetulnya ada dua versi yakni Video Home System (VHS) yang dirilis Philips serta Betamax yang diproduksi oleh Sony. Cara membedakannya mudah yakni VHS memiliki ukuran lebih panjang dengan duapitanya terlihat di kedua sisinya. Sedangkan Betamax berukuran lebih pendek dengn satu pita hanya terlihat di sisi kiri atau kanan.
2. Beda versi beda juga pemutarnya
Karena video kaset yang beredar di Indonesia saat itu ada dua maka pemutarnya pun berbeda. Video kaset jenis VHS tidak akan bisa diputar di pemutar video Betamax begitu pula sebaliknya, masing-masing video kaset memiliki pemutarnya sendiri.
3. Betamax mendominasi Indonesia
Kendati VHS muncul lebih dulu namun video kaset versi Betamax yang akhirnya mendominasi dunia hiburan Indonesia, khususnya rental film. Dengan resolusi gambar 420 x 480 serta ditunjang kualitas audio yang mumpuni membuat Betamax lebih mumpuni sebaga video kaset untuk hiburan film ketimbang VHS.
4. Mudah kusut
Sayangnya video kaset mau jenis VHS ataupun Betamax memiliki kelemahan fatal yakni mudah kusut. Biasanya video kaset kusut ketika penggunanya berupaya merewind video kaset di pemutar video, namun ada juga video kaset yang tiba-tiba kusut karena kualitasnya sudah menurun atau memang sudah jelek dari sananya.
5. Punah dihajar format cakram
Tidak ada yang abadi di dunia ini, begitu pula dengan video kaset. Setelah berjaya dan mendominasi dunia hiburan serta media audio visual Indonesia selama tiga dekade akhirnya video kaset pun, baik format VHS maupun Betamax, harus menyerah dan punah ketika format cakram seperti laser disc, VCD dan DVD mulai muncul dan merajai pasar hiburan dan media audio visual di Indonesia pada akhir 90-an.
Posting Komentar