b9XScSiP5uprs4OZDaq3ViZP3v7bKOTFGF0XWHYM
Bookmark

Meyakini Seseorang Mencintainya Padahal Tidak Nyata ( Erotomania )

Erotomania

Erotomania adalah gangguan yang membuat seseorang percaya atau sangat yakin bahwa ada orang yang sedang jatuh cinta kepadanya. Padahal, hal tersebut tidak benar. Bahkan, penderita masalah kejiwaan ini juga bisa menganggap ada orang terkenal yang jatuh cinta kepada mereka.

Penderita erotomania memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya sedang disukai oleh seseorang walau orang tersebut tidak mengenal atau belum pernah bertemu dengan si penderita.

Hanya dengan berkhayal, mendengar berita, atau melihat media sosial milik seseorang saja sudah cukup untuk memicu munculnya gangguan delusi erotomania. Gangguan kejiwaan ini lebih banyak dialami oleh wanita, tetapi bukannya tidak mungkin dialami juga oleh pria.

Berbagai Penyebab Erotomania

Hingga saat ini, belum ditemukan alasan yang jelas mengapa seseorang bisa mengalami erotomania. Namun, gangguan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik, biologis, psikologis, dan faktor lingkungan.

Tak hanya itu, erotomania juga sering kali muncul karena gangguan jiwa tertentu, seperti:

  • Skizofrenia
  • Gangguan bipolar
  • Gangguan skizoafektif
  • Depresi
  • Gangguan kepribadian, misalnya borderline personality disorder

Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa erotomania dapat terjadi sebagai cara seseorang untuk mengendalikan stres dan trauma berat yang dialaminya. Selain itu, penyakit tertentu, seperti tumor otak atau penyakit Alzheimer, juga bisa menimbulkan gejala erotomania.

Memahami Gejala yang Timbul pada Erotomania

Selain terlalu meyakini seseorang mencintai dirinya, ada beberapa gejala lain yang dapat dialami penderita erotomania, di antaranya:

  • Membicarakan orang yang diyakini mencintai dirinya terus-menerus
  • Menghabiskan waktu untuk mencari tahu dan memikirkan tentang orang yang dianggap mencintainya
  • Berusaha berkomunikasi dengan orang yang diyakini mencintainya, baik dengan menelepon, mengirim surat dan pesan singkat, atau memberikan hadiah
  • Merasa cemburu pada orang lain yang dianggap memiliki hubungan dengan orang yang ia yakini jatuh cinta padanya
  • Merasa orang yang dianggap mencintainya berusaha berkomunikasi secara rahasia dengan dirinya melalu pandangan, gerak-gerik, hingga status media sosial
  • Menguntit (stalking) atau bersikap obsesif terhadap orang yang dianggap mencintainya

Pada pasien erotomania yang juga memiliki gangguan mental, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar, sering kali akan muncul gejala psikosis.

Kondisi ini ditandai dengan delusi atau waham yang semakin parah secara tiba-tiba, munculnya energi berlebih, berbicara dengan sangat cepat, sulit tidur, hingga berani melakukan tindakan berbahaya demi orang yang diyakini mencintainya.

Cara Menangani Erotomania

Untuk menangani gangguan delusi erotomania, dibutuhkan pemeriksaan kejiwaan oleh psikolog atau psikiater. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan diagnosis erotomania dan memastikan apakah ada gangguan jiwa lain yang menyertainya.

Secara umum, ada dua jenis pengobatan erotomania, yaitu psikoterapi dan pemberian obat-obatan, yang bertujuan untuk mengatasi gejala delusi dan psikosis pada pasien.

Psikoterapi

Psikoterapi dilakukan agar penderita dapat dengan lebih leluasa membicarakan gejala dan hal yang ia rasakan. Melalui terapi ini, pasien akan diarahkan untuk memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan lebih baik.

Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioural therapy) juga bisa dilakukan agar pasien dapat memahami kondisi yang dideritanya, sehingga ia mampu mengendalikan gejala yang ada. Terapi ini juga bisa membantu pasien erotomania untuk lebih menyadari kenyataan dan mengendalikan gejalanya.

Pemberian obat-obatan

Di samping psikoterapi, dokter juga dapat memberikan obat antipsikotik, seperti pimozide, risperidone, olanzapine, dan clozapine, untuk menangani gejala psikosis yang menyertai gangguan erotomania. Obat ini juga bisa diberikan untuk mengobati skizofrenia.

Selain itu, apabila erotomania muncul akibat gangguan bipolar atau depresi, dokter dapat memberikan obat-obatan antimania dan antidepresan untuk mengatasi kondisi tersebut.

Erotomania bisa saja menjadi sulit untuk ditangani karena penderitanya terkadang tidak menyadari bahwa ia sedang mengalami gangguan delusi. Oleh karena itu, kesadaran dan dukungan dari orang terdekat pasien memiliki peran penting dalam mengatasi erotomania

sumber

Posting Komentar

Posting Komentar