b9XScSiP5uprs4OZDaq3ViZP3v7bKOTFGF0XWHYM
Bookmark

Apa Itu Altruisme

 

Apa Itu Altruisme


Seseorang yang melakukan altruisme disebut sebagai altruis. Segala kebaikan yang dilakukan seorang altruis biasanya muncul secara tulus tanpa ada rasa pamrih. Meski sikap ini sangat terpuji dan berdampak positif pada masyarakat, altruisme juga dapat berdampak buruk bagi pelakunya jika dilakukan secara berlebihan.

Altruisme adalah sikap atau naluri untuk memperhatikan dan mengutamakan kepentingan dan kebaikan orang lain. Altruisme berkebalikan dengan sifat egois yang lebih mementingkan diri sendiri.


Mengapa seseorang melakukan altruisme


1. Teori evolusi

Dahulu ketika seleksi alam masih sangat kuat, tiap spesies akan melakukan berbagai cara untuk bertahan hidup dan mempertahankan garis keturunannya.

Untuk itu, salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan saling menolong anggota keluarganya. Seiring dengan evolusi, mekanisme pertahanan ini tersisa dalam diri manusia dalam bentuk altruisme.


2. Teori lingkungan

Sebuah studi menunjukkan bahwa interaksi dan hubungan baik dalam suatu lingkungan memiliki pengaruh besar dalam mendorong tindakan altruisme pada orang-orang di lingkungan tersebut.

Misalnya, anak yang orang tua yang mencontohkan sikap altruisme dalam lingkungan rumah kemungkinan besar akan menjadi altruis dalam kehidupannya, baik di dalam rumah maupun di luar rumah.


3. Teori norma sosial

Melakukan sikap altruisme dapat menambah nilai seseorang di masyarakat. Orang-orang tentunya akan lebih tertarik untuk bekerja sama dengan orang yang suka menolong.

Di sisi lain, sikap altruisme juga akan membuka tabungan utang budi. Jadi, suatu saat ketika seorang altruis membutuhkan pertolongan, orang lain tidak akan segan untuk langsung membantu.


4. Teori penghargaan

Altruisme tidak menghasilkan imbalan atau penghargaan. Namun, di alam bawah sadar, ada imbalan berbentuk rasa bahagia dan puas terhadap diri sendiri yang muncul setelah berbuat kebaikan. Perasaan seperti ini membuat seseorang mau melakukan sikap altruisme.

Selain yang telah disebut di atas, masih ada beberapa teori di balik mengapa seseorang mau melakukan altruisme. Sebuah teori mengatakan altruisme dapat melepaskan perasaan negatif dan stres dalam diri seseorang, karena ia jadi bisa merasa bersyukur saat melihat ada orang yang lebih susah darinya.

Altruisme juga dihubungkan dengan rasa empati. Seseorang akan lebih terdorong untuk melakukan altruisme jika kemampuan berempatinya kuat. Rasa empati pada anak kecil baru berkembang pesat di usia 2 tahun ke atas. Inilah sebabnya anak usia di bawah 2 tahun masih sering bersikap posesif dan tidak mau berbagi.


  • Apakah Altruisme Itu Penting?

Pada dasarnya, segala kebaikan yang dilakukan tanpa pamrih untuk orang lain adalah bentuk tindakan terpuji. Dari beberapa penjelasan di atas juga sudah diketahui bahwa tindakan ini akan mendatangkan keuntungan bagi pelakunya, baik itu secara sosial atau psikis.

Selain itu, altruisme juga dikaitkan dengan kesehatan mental dan fisik yang lebih baik, serta angka harapan hidup yang lebih tinggi.

Meski begitu, perlu diingat bahwa naluri menolong orang lain juga perlu diimbangi dengan naluri bertahan hidup. Ketika altruisme dijalankan tanpa rem, bisa-bisa sikap ini malah berdampak buruk pada diri Anda atau orang terdekat Anda.

Contohnya, Anda tidak bisa berenang, tetapi memaksakan diri ingin membantu orang yang tenggelam. Sikap altruisme di sini termasuk berlebihan dan tidak bijak. Korban yang ingin diselamatkan jadi tidak tertolong dan Anda pun turut menjadi korban.

Jika Anda merasa pernah atau bahkan sering berakhir merugi karena menolong orang lain, mungkin Anda perlu mengubah pola pikir Anda. Ingat bahwa diri Anda sendiri juga penting dan harus diutamakan dibanding orang lain.

Namun, bila kebiasaan ini sulit dihentikan atau bahkan orang lain sampai mengingatkan bahwa Anda juga perlu memperhatikan diri sendiri, sebaiknya konsultasikan masalah ini dengan psikolog. Dengan begitu, diharapkan tindakan altruisme yang Anda lakukan tetap berbuah positif, tanpa merugikan diri Anda sendiri.



alodokter/dr. Meva Nareza

Posting Komentar

Posting Komentar