Amblyopia dikenal dengan sebutan sindrom mata malas
Amblyopia terjadi ketika kerja otot mata dan saraf otak tidak sinkron sehingga menyebabkan salah satu mata mengalami penurunan kemampuan untuk melihat.
Amblyopia merupakan penyebab utama gangguan penglihatan pada anak. Biasanya, kondisi ini paling sering dialami bayi baru lahir hingga anak usia 7–15 tahun. Namun, jika dibiarkan tanpa penanganan, amblyopia dapat menetap hingga dewasa.
Penyebab Amblyopia
Berikut adalah tiga kondisi utama yang menjadi penyebab amblyopia atau mata malas:
Mata juling
Salah satu gejala mata juling adalah penglihatan ganda. Untuk menghindari penglihatan ganda yang disebabkan oleh mata juling, otak akan mengabaikan sinyal visual dari mata yang tidak selaras. Hal ini membuat mata yang tidak selaras tersebut mengalami penurunan penglihatan.
Gangguan refraksi
Selain karena mata juling, amblyopia juga bisa disebabkan oleh gangguan refraksi atau perbedaan ketajaman penglihatan mata, seperti rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme.
Dalam hal ini, otak akan mengandalkan mata yang penglihatannya lebih jelas untuk melihat. Sementara itu, mata yang lainnya tidak digunakan secara maksimal sehingga memicu terjadinya mata malas.
Kondisi medis lain
Mata malas atau amblyopia juga bisa disebabkan oleh masalah pada mata yang membuat penglihatan menjadi terganggu, seperti katarak atau kelopak mata turun (ptosis).
Gejala Amblyopia
Gejala amblyopia yang paling umum terjadi adalah ketika anak sulit memprediksi seberapa dekat atau jauh objek yang ia lihat. Selain itu, ada beberapa gejala lain yang biasanya dialami oleh anak yang mengalami amblyopia atau mata malas, yaitu:
- Memicingkan atau menyipitkan mata
- Menutup sebelah mata ketika melihat sesuatu
- Memiringkan kepala ketika melihat
- Mata terlihat tidak sinkron (mata juling)
Dalam banyak kasus, orang tua sering tidak mengetahui jika anak mereka mengalami amblyopia sampai akhirnya didiagnosis oleh dokter. Oleh karena itu, jika anak sudah berusia 3–5 tahun, ajaklah ia ke dokter mata untuk mendapatkan pemeriksaan.
Hal tersebut dilakukan agar amblyopia maupun kelainan mata lainnya pada anak bisa segera terdeteksi dan ditangani. Amblyopia yang tidak ditangani hingga dewasa bisa menimbulkan keluhan berupa penglihatan ganda.
Pengobatan Amblyopia
Pengobatan untuk mata malas atau amblyopia harus dilakukan sedini mungkin. Semakin cepat perawatan dimulai, semakin tinggi peluang keberhasilan pengobatan amblyopia. Berikut adalah pilihan pengobatan amblyopia yang dapat direkomendasikan oleh dokter:
1. Penutup mata
Ini adalah salah satu pengobatan amblyopia yang umum diberikan oleh dokter. Mata yang normal akan diberi penutup untuk merangsang mata yang lemah. Penutup mata ini dapat digunakan selama 2–6 jam sehari.
2. Kacamata atau lensa kontak
Peresepan kacamata korektif atau lensa kontak dapat dilakukan untuk mengatasi mata malas yang disebabkan oleh rabun dekat, jauh, atau astigmatisme.
3. Obat tetes mata
Obat tetes mata, seperti atropin, umum diresepkan untuk mengatasi amblyopia ringan hingga sedang. Obat ini bekerja dengan cara mengaburkan penglihatan mata yang lebih kuat untuk melatih mata yang lainnya. Dengan cara ini, otak akan dipaksa untuk mengenali gambar yang dilihat oleh mata yang lebih lemah.
4. Pembedahan
Prosedur pembedahan jarang dilakukan untuk mengobati amblyopia. Meski demikian, pada beberapa kasus, pembedahan dapat dilakukan untuk mengobati mata malas yang disebabkan oleh katarak atau ptosis.
Pada anak usia sekolah atau orang dewasa, tingkat keberhasilan pengobatan amblyopia di atas tergolong lebih rendah. Hal ini terjadi karena mata sudah berkembang sempurna ketika anak mencapai usia 7–9 tahun.
Oleh karena itu, pengobatan amblyopia pada anak yang lebih dewasa ditujukan untuk mengurangi gejala yang dirasakannya, baik dengan penggunaan kacamata, lensa kontak, maupun operasi.
Mata malas atau amblyopia pada anak harus diobati secepat mungkin agar mata tidak kehilangan kemampuan untuk melihat secara permanen. Oleh karena itu, ajaklah anak untuk melakukan pemeriksaan mata ke dokter, terutama jika Anda melihat adanya gejala yang mengindikasikan sindrom mata malas atau amblyopia pada anak.
Posting Komentar