b9XScSiP5uprs4OZDaq3ViZP3v7bKOTFGF0XWHYM
Bookmark

Overthinking Bisa Jadi Gejala dari OCD

Gangguan psikologis obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah pikiran obsesif serta perilaku yang bersifat kompulsif. Nah ternyata, pikiran obsesif yang dimiliki oleh pengidap penyakit ini juga berkaitan dengan kebiasaan overthinking alias pikiran yang berlebihan terhadap sesuatu.

Hingga kini, masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi pemicu terjadinya gangguan psikologis OCD. Namun, penyakit yang bersifat jangka panjang ini kerap dikaitkan dengan beberapa faktor, seperti riwayat gangguan yang sama dalam keluarga, trauma masa lalu, hingga faktor genetik yang bisa memengaruhi perkembangan otak seseorang.  

Overthinking dan OCD 

Pikiran berlebih atau overthinking merujuk pada kebiasaan seseorang terlalu memikirkan sesuatu hal, bahkan mempercayainya. Padahal, belum tentu hal yang dipikirkan tersebut adalah kenyataan. Salah satu contohnya adalah percaya bahwa dirinya mengidap penyakit kanker, kemudian melakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Namun, dokter tidak menyatakan ada sel kanker yang ditemukan. 

Bukannya menjadi lega dan berpikiran lebih tenang, orang yang memiliki kebiasaan overthinking justru menjadi semakin beranggapan bahwa diagnosis dokter pasti salah. Tidak hanya penyakit, pikiran berlebihan juga bisa muncul saat akan keluar rumah, yaitu kebiasaan mengecek kunci pintu atau keran air berulang kali. 

Sebenarnya, hal ini baik dan merupakan tanda kewaspadaan, tetapi sebaiknya hati-hati jika pikiran tersebut muncul secara berlebihan. Pasalnya, pikiran demikian adalah tanda obsesif terhadap sesuatu dan bisa jadi berkaitan dengan gangguan psikologis OCD. 

Secara umum, orang dengan Obsessive Compulsive Disorder (OCD) cenderung memiliki pikiran atau keyakinan yang mengganggu. Pikiran-pikiran yang terus muncul itu bahkan bisa mengganggu diri sendiri dan menjadi hal yang menyulitkan. Overthinking pada OCD juga bisa menyebabkan pengidapnya selalu berpikir telah melakukan kesalahan, melukai orang, atau terkontaminasi virus saat tidak sengaja memegang sesuatu. 

Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa sangat membingungkan dan mungkin membuat pengidapnya putus asa. Maka dari itu, sebaiknya segera lakukan konsultasi pada psikolog atau psikiater jika mengalami gejala menyerupai OCD. Semakin cepat ditangani, maka akan semakin besar peluang gejala-gejala gangguan ini bisa diredam, termasuk gejala overthinking. 

Atau jika ragu, kamu bisa terlebih dahulu bertanya tentang OCD dan mendiskusikan gejala yang dialami pada psikolog di aplikasi Halodoc. Setelah download aplikasinya, kamu bisa terhubung dengan psikolog atau psikiater lebih mudah melalui Video/Voice Call dan Chat setiap saat.

Meski begitu, tidak selalu overthinking menjadi tanda gangguan psikologis OCD. Sebab pada dasarnya, pikiran negatif dan rasa cemas adalah hal yang wajar dan bisa terjadi pada semua orang. Pemeriksaan baru disarankan jika hal itu selalu terjadi dan mulai berlebihan. Apalagi, jika mulai muncul gejala lain yang juga mengarah pada gangguan psikologis OCD. 

Bagi pengidap OCD, rasa cemas dan pikiran negatif terjadi secara berlebihan dan tidak terkendali. Bahkan, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang tidak dapat menjalani hidup secara normal, karena tidak bisa mengendalikan pikiran dan membendung kekhawatiran yang datang. 

Sementara itu, orang-orang sekitar, terutama keluarga menjadi bagian yang paling penting untuk mendampingi pengidap OCD, terutama yang memiliki masalah overthinking yang parah. Hal itu penting untuk mencegah pengidap nekat melakukan tindakan yang mungkin bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain.


halodoc/ dr. Rizal Fadli

Posting Komentar

Posting Komentar