Psikolog Klinis Dewasa Alfath Hanifah Megawati M.Psi., ia mengatakan jika toxic relationship bukanlah relasi yang mudah untuk diakhiri. Pasalnya, dalam relasi ini kedua pasangan (yang menyakiti dan yang tersakiti) terjebak dalam ilusi relasi yang membuat mereka saling mempertahankan hubungan.
Bagi kamu yang sedang mengalami toxic relationship atau hubungan tidak sehat, tentu tak mudah untuk memutuskan hubungan tersebut. Seseorang yang sudah masuk dalam keadaan toxic relationship, biasanya tidak bisa berkutik dan sulit untuk melepaskannya karena butuh waktu untuk keluar dari toxic relationship.
Bagi pihak yang menyakiti, tidak jarang mereka mencintai pasangannya namun terjebak pada pola mencintai yang salah. Sedangkan bagi pihak yang tersakiti, mereka terus berharap bahwa pasangan akan berubah dan memaklumi perilaku karena alasan baik yang diutarakan, atau ketakutan bahwa tidak ada yang dapat mencintai diri kita sebaik dirinya.
Keluar dari toxic relationship bukan satu-satunya opsi. Kamu masih bisa untuk memperbaiki relasi yang toxic ini. Jika kamu memilih untuk memperbaiki relasi yang toxic, maka yang yang perlu dilakukan adalah tindakan berikut ini :
Jalin komuikasi
Mulailah membangun komunikasi yang terbuka. Sampaikan secara asertif atau menyampaikan apa yang kamu inginkan, rasakan dan pikirkan kepada pasangan kamu. Bicarakan mengenai kebutuhan, ketidaknyamanan dan tanyakan hal sebaliknya dari sisi pasangan.
Jelaskan secara spesifik kemauan kamu
Berikan spesifik perilaku yang kamu harapkan dilakukan oleh pasangan, serta tawarkan spesifik perilaku yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hubungan.
Mencoba berubah secara perlahan
Belajar satu-per-satu menghilangkan perilaku yang menyakiti dan memperbanyak perilaku yang membuat pasangan saling merasa dicintai.
Konsultasi kepada psikolog atau ahlinya
Mintalah pendampingan profesional dalam proses perbaikan ini. Namun, jika kamu atau pasangan memilih untuk "unchangeable" atau enggan mengubah diri maka opsi "memperbaiki hubungan" adalah opsi yang tidak mungkin terjadi.
Jika cara tersebut sudah kamu tempuh, langkah selanjutnya menurut psikolog ini yang dapat kamu lakukan untuk keluar dari toxic relationship:
- Intropeksi diri
Merefleksikan apa yang kita dapatkan dari hubungan. Mulailah bertanya dan berdiskusi dengan diri kita sendiri, "apakah kita sudah mengupayakan perbaikan dengan mengubah diri kita secara positif?". Jika benar tanyakan lagi "apakah benar pasangan kita berubah sejauh ini?" dan mulailah menimbang "mana yang lebih banyak didapatkan dalam relasi, tumbuh atau layunya diri kita?".
- Berani mengambil keputusan
Langkah kedua adalah kumpulkan keberanianmu untuk mengakhiri hubungan, cobalah berpikir bukan tentang apa yang akan hilang dari diri kita sendiri karena berakhirnya hubungan ini, tapi berpikir apa yang akan kita dapatkan dengan berakhirnya hubungan ini.
- Support sistem
Langkah ketiga, carilah support system untuk mendampingi melalui proses akhir hubungan dan move on. Support system bisa kamu dapatkan dari orang sekitarmu, teman, keluarga, atau profesional.
- Sayangi diri sendiri
Bangun keyakinan dalam dirimu bahwa kamu layak dicintai dengan cara yang lebih layak dari ini.
- Jangan kembali lagi pada hubungan tersebut
Jangan memunculkan perilaku yang membuat kita kembali pada relasi toxic ini, misalnya secara berulang membalas chat atau pesan dari mantan kamu. Dan jangan langsung terbuai dengan janji manis.
wolipop/Gresnia Arela Febriani
Posting Komentar