b9XScSiP5uprs4OZDaq3ViZP3v7bKOTFGF0XWHYM
Bookmark

Hal Yang Diperhatikan Sebelum Membeli Suplemen Multivitamin

 

Hal Yang Diperhatikan Sebelum Membeli Suplemen Multivitamin


Tetapi sebenarnya, bagaimana sih cara memilih suplemen multivitamin yang tepat bagi tubuh? Suplemen apa yang sebaiknya kita beli?

Di saat dunia tengah dilanda pandemi COVID-19 seperti saat ini, kita semua rasanya menjadi begitu aware atas masalah kesehatan bukan?

Selain menerapkan pola hidup 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan, sebagian dari kita pun membekali diri dengan mengonsumsi suplemen multivitamin setiap harinya untuk menjaga daya tahan tubuh dan terhindar dari segala penyakit.

Untuk itu Cosmo pun bertanya kepada dokter gizi tentang tips memilih suplemen multivitamin yang tepat, sehingga penggunaannya pun dapat efektif diterima oleh tubuh kita.


Hal yang patut kamu perhatikan sebelum membeli dan mengonsumsi suplemen multivitamin yang tersedia di pasaran:


1. Konsultasikan lebih dahulu dengan dokter gizi

"Ketika ingin memilih atau membeli suplemen, pastikan bahwa suplemen tersebut sesuai kebutuhannya. Idealnya konsumsi suplemen multivitamin dan mineral didahului dengan konsultasi oleh dokter gizi untuk setidaknya menganalisis apakah asupan makanan atau pola diet Anda berisiko mengalami kekurangan vitamin dan mineral tertentu atau tidak, dan bila memungkinkan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan apakah memang Anda kekurangan vitamin dan mineral yang spesifik, baru kemudian dokter meresepkan suplemen yang paling sesuai," ujar Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK.

Keputusan menggunakan suplemen sebaiknya juga mempertimbangkan risiko dan manfaatnya. Contohnya untuk seorang perokok sebaiknya menghindari suplemen multivitamin dan mineral yang mengandung beta-karoten atau vitamin A dosis tinggi karena pada penelitiannya zat gizi tersebut malah akan menyebabkan orang tersebut berisiko tinggi mengalami kanker paru. 


2. Perhatikan apakah suplemen yang dijual sesuai dengan rentang usia kamu

Seiring bertambahnya usia, kebutuhan tubuh kita juga ikut berubah. Jadi usahakan untuk memerhatikan apakah suplemen yang dijual telah sesuai dengan rentang usiamu, sehingga apa yang kamu konsumsi pun bermanfaat bagi tubuh. Lalu bila kamu memiliki riwayat penyakit tertentu seperti gangguan ginjal, gangguan liver, atau diabetes melitus, sebaiknya kamu berkonsultasi dulu dengan dokter untuk mendapat pilihan suplemen multivitamin yang tepat sesuai kondisi kesehatan tersebut.


3. Ingatlah bahwa konsumsi suplemen vitamin dan mineral tidak dapat menggantikan diet sehat dan seimbang!

Hal yang ditekankan oleh dr. Juwalita, bahwa sebenarnya konsumsi suplemen multivitamin ditujukan untuk memberikan tambahan (suplementasi) pada diet (pola makan) kita sehari-hari dan bukan untuk menggantikan pentingnya keragaman makanan yang seharusnya kita konsumsi agar semua kebutuhan nutrisi terpenuhi. Ingatlah bahwa mengonsumsi suplemen vitamin / mineral tertentu secara berlebihan juga dapat menyebabkan masalah. 

"Ketika Anda mengonsumsi dari bahan makanan sumbernya langsung maka, risiko kelebihan vitamin dan mineral hampir tidak terjadi dan Anda mendapatkan seluruh manfaat baik dari nutrisi makanan tersebut," tukas dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di RS Pelni dan RSPI Pondok Indah tersebut.

Setiap individu jugaharus mengonsumsi setiap kelompok makanan secara seimbang, yang meliputi makanan pokok sumber karbohidrat (nasi, kentang, singkong, havermout, roti, ubi), protein hewani (ikan, ayam, telur, susu, daging), protein nabati (tahu, tempe, kacang hijau, kacang merah), minyak nabati sumber lemak baik, sayuran dan buah (sumber vitamin dan mineral, serta serat). Noted!


4. Makin tinggi dosisnya bukan berarti selalu makin baik

Setelah berkonsultasi dengan dokter gizi dan bersiap membeli suplemen multivitamin, kita pun harus melihat lebih dulu apakah dosis vitamin dan mineral yang ada di dalam produk suplemen tersebut memang aman dan tidak berlebihan. "Ingatlah bahwa semakin banyak atau makin tinggi dosis, tidak selalu berarti semakin baik. Contohnya pada suplemen untuk rambut dan kuku biasanya berisi vitamin E yang apabila dikonsumi dalam dosis tinggi, ternyata bisa menghambat kerja trombosit (keping darah) dan bersifat antagonis terhadap kerja vitamin K sehingga dapat berisiko menyebabkan perdarahan pada orang-orang yang mengonsumsi obat jenis antikoagulan dan antiplatelet (biasanya orang dengan riwayat sakit jantung)," ujar dr. Juwalita.

Sama halnya ketika kita mengonsumsi suplemen vitamin C dalam dosis tinggi secara rutin, dikhawatirkan malah akan timbul efek samping, salah satunya adalah batu saluran kencing. "Vitamin C atau asam askorbat akan dimetabolisme oleh tubuh kita menjadi oksalat, dan oksalat ini akan dikeluarkan melalui urin. Tingginya kadar oksalat dalam urin dapat berisiko menimbulkan batu saluran kemih," tambah dr. Juwalita.


5. Baca aturan minumnya

Jangan lupa untuk membaca aturan minum dari suplemen multivitamin yang kamu beli. Atau jika bingung, tidak ada salahnya untuk bertanya lebih dahulu kepada dokter tentang anjuran waktu terbaik untuk meminumnya. Aturan mengonsumsi multivitamin sebelum atau sesudah makan juga tergantung pada suplemen apa yang dikonsumsi. Ada suplemen tertentu seperti suplemen kalsium yang membutuhkan kondisi asam untuk penyerapan yang optimal, sehingga dianjurkan dikonsumsi bersama dengan makanan.

Ada beberapa kondisi yang biasanya membutuhkan suplemen vitamin atau mineral ke dalam rutinitas harian, di antaranya:

Kebutuhan vitamin atau mineral tertentu meningkat pada kondisi hamil, misalnya zat besi, kalsium, folat, dan vitamin A.

Kekurangan vitamin atau mineral tertentu secara spesifik, yang dibuktikan dengan pemeriksaan darah di laboratorium, misalnya kekurangan zat besi, kekurangan folat, kekurangan vitamin D, dan lain-lain. Gejala kekurangan vitamin dan mineral ini bisa juga dirasakan tidak spesifik, misalnya lemah, tidak bertenaga, rambut merah dan tipis, badan terasa pegal dan tidak nyaman.

Orang dengan diet tertentu misalnya vegan atau plant based diet yang dikhawatirkan dapat mengalami kekurangan vitamin tertentu seperti vitamin B12, vitamin D, atau mineral seperti besi dan zinc.

Sedang menjalani diet ketat yang berpotensi kekurangan vitamin dan mineral tertentu.

Dalam pemulihan penyakit.

Orang dengan gangguan penyerapan zat gizi di saluran cerna.

Tidak dapat mengonsumsi susu atau produk susu karena intoleransi laktosa.

Pasca operasi tertentu misalnya operasi pengangkatan tiroid yang berisiko kekurangan kalsium karena salah satu efek samping operasi.



cosmopolitan/Giovani Untari 

Posting Komentar

Posting Komentar