‘Jangan minum obat dengan susu’ kata-kata itu seringkali didengar atau diucapkan oleh masyarakat ketika ingin mengonsumsi obat oral. Kenapa susu tidak boleh dicampur dengan obat?
Minum susu setelah minum obat dipercaya dapat membantu mengurangi efek samping obat. Namun, hal itu tidak berlaku untuk semua jenis obat. Ada obat-obatan tertentu yang justru dapat menimbulkan efek buruk jika dikonsumsi bersamaan dengan susu.
Pada umumnya, obat mengandung zat tertentu yang dapat menimbulkan efek interaksi obat jika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan lain, suplemen, atau makanan dan minuman tertentu, termasuk susu.
Interaksi Obat dengan Makanan dan Susu
Interaksi obat dengan makanan dan susu dapat terjadi karena salah cara penggunaan yang tidak disengaja, atau ketidaktahuan pasien mengenai kandungan obat. Interaksi obat bisa menimbulkan beberapa efek, seperti:
Membuat kerja obat meningkat atau justru menjadi tidak maksimal.
Mengakibatkan efek samping obat lebih ringan atau justru menjadi lebih buruk, dan kadang dapat juga menimbulkan efek samping baru. Mengganggu penyerapan obat, metabolisme obat di dalam tubuh, atau pengeluaran obat dari dalam tubuh.
Untuk memastikan agar hal tersebut tidak terjadi, tanyakan kepada dokter atau apoteker mengenai cara minum obat yang benar, dan apakah obat tersebut boleh diminum menggunakan minuman lain selain air putih.
Kandungan Susu dan Pengaruhnya terhadap Fungsi Obat
Untuk obat-obatan tertentu, minum susu setelah minum obat dianggap aman, bahkan bisa membantu penyerapan obat dan mengurangi gangguan pencernaan akibat efek samping obat, seperti mual, muntah, iritasi pada saluran cerna, atau nyeri perut.
Sedangkan untuk beberapa jenis obat lainnya, minum susu setelah minum obat tidaklah dianjurkan, karena bahan yang terkandung di dalam susu dapat menghambat kerja obat tersebut.
Obat-obatan yang Boleh Dikonsumsi dengan Susu
Salah satu obat yang dianjurkan untuk dikonsumsi dengan susu adalah kelompok obat kortikosteroid, seperti prednison. Alasannya adalah karena obat ini dapat meningkatkan pembuangan kalium dan kalsium dari tubuh. Susu berfungsi menggantikan kalium dan kalsium yang terbuang akibat penggunaan obat kortikosteroid.
Selain kortikosteroid, obat yang dapat dikonsumsi bersamaan dengan susu adalah kelompok obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Susu berfungsi untuk mencegah efek samping berupa iritasi lambung atau nyeri perut, dan mual akibat penggunaan obat tersebut.
Obat-obatan yang Tidak Disarankan Dikonsumsi dengan Susu
Antibiotik tetrasiklin dan golongan kuinolon merupakan contoh obat yang tidak disarankan untuk dikonsumsi dengan susu. Hal ini dikarenakan kalsium dalam susu mengikat zat aktif dalam obat antibiotik, sehingga tidak bisa diserap oleh usus. Akibatnya, kerja obat menjadi tidak maksimal.
Obat antikanker dan suplemen zat besi pun tidak disarankan untuk dikonsumsi bersama dengan susu. Pasalnya, terdapat kandungan susu yang dapat mengganggu kerja kedua obat tersebut. Sama seperti antibiotik, mengonsumsi susu berpotensi besar membuat obat antikanker dan suplemen zat besi tidak berfungsi maksimal.
Pada dasarnya, setiap obat memiliki aturan pemakaian, efek interaksi obat, dan efek samping yang berbeda-beda. Pastikan Anda membaca keterangan yang ada pada kemasan jika Anda menggunakan obat yang dijual bebas.
Jika obat diperoleh dari resep dokter, tanyakan kepada dokter dan apoteker apakah obat tersebut boleh dikonsumsi dengan susu. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami efek samping obat, seperti nyeri perut, muntah, diare, dan alergi obat.
alodokter / dr. Kevin Adrian
Posting Komentar