Menerima apa adanya kelebihan dan kekurangan pasangan adalah salah satu wujud cinta yang kita berikan. Tetapi pakar percintaan menyarankan agar tidak memakai konsep itu setelah menikah. Kenapa?
Sudah menjadi 'bawaan' wanita untuk lebih mendengarkan kata hati atau emosi daripada pikirannya. Oleh karena itu, wanita sering terjerat dengan konsep 'terima apa adanya'. Banyak istri yang merasa paham betul dengan karakter suaminya, namun kenyataannya tidak.
Menerima apa adanya bukan berarti menerima kekurangan pasangan tanpa berbuat apa-apa. Seorang relationship coach, Indra Noveldy, mengatakan bahwa memahami kekurangan pasangan beda artinya dengan menerima 'mentah-mentah' apa perilaku pasangan. Menurut Indra, memahami pasangan adalah suatu sikap yang mengacu pada usaha seseorang yang ingin menjadi yang terbaik bagi dirinya, dan terutama bagi pasangan hidupnya.
"Lupakan konsep terima apa adanya dalam pernikahan. Bukan harus menjadi orang lain untuk membahagiakan pasangan, tapi tumbuh menjadi orang yang lebih baik," ujar Indra, saat ditemui wolipop di Negev cafe, Wisma Mulia, Jakarta.
Oleh karena itu, Indra menawarkan konsep pernikahan yang lebih baik, yaitu PISIK (Partner, Istri, Sahabat, Ibu, Kekasih). Selain jadi seorang istri yang baik, wanita juga harus menjadi kekasih, ibu, sahabat, dan partner yang paling dekat dengan suami.
Peran istri sebagai seorang sahabat sangatlah penting. Peran sahabat ini membuat suami menjadi lebih terbuka mengenai segala hal. Begitu juga dengan peran partner, dimana pasangan bisa saling tolong menolong saat pernikahan sedang berada dalam masalah.
"Jika pasangan Anda memiliki sahabat terdekat dan itu bukan Anda. Saya bisa bilang bahwa pernikahan Anda sedang bermasalah. Untuk peran sebagai kekasih, banyak pasangan yang lupa kalau cinta bisa habis dan itu yang bikin hubungan terasa jenuh. Makanya perlu di-charge, dengan menciptakan momen romantis," tutur Indra.
Source
Posting Komentar